Senin, 20 Juni 2011

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH

Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan angka, perhitungan, logika, dll. Tetapi banyak dari para siswa takut dengan pelajaran matematika, padahal matematika bukan suatu mata pelajaran yang patut untuk ditakuti. Karena belajar matematika ternyata mengasyikkan dan tidak membosankan. Misalnya saja pemjumlahan 2 + 3 = 5 yang berati netral dalam ruang dan waktu yang ada, sedangkan makna dari 2 ≠ 2 itu dapat dilekatkan dalam suatu waktu. Dalam filsafat matematika itu akan bernilai benar ketika ada di dalam pikiran atau ketika sedang dipikirkan, tetapi ketika sudah di ucapkan dan dituliskan akan salah. Itu semua akan dianggap benar apabila terkait dengan ruang dan waktu.
Sedangkan belajar filsafat berarti juga mempelajari pikiran kita sendiri, karena sedalam-dalamnya kita mempelajari filsafat itu berarti juga seberapa dalam kita mempelajari pikiran kita. Sebenarnya mempelajari filsafat itu santai dan menantang, karena memepelajari filsafat sama halnya dengan mempelajari apa yang ada dalam diri kita sendiri. Maka mempelajari filsafat dapat dikatakan usaha manusia untuk menuntut ilmu. Karena sebenar-benarnya filsafat itu tidak lain dan tidak bukan adalah diriku sendiri. Filsafat dapat di implikasikan dalam matematika murni yang berkaitan dalam dunia pendidikan matematika, yaitu dapat membawa manfaat untuk mengetahui kualitas dan kuantitas secara bertingkat.
Dalam filsafat ada dua objek yaitu, objek formal yang berarti wadah dan objek material yang mempunyai makna isi, tetapi wadah disini juga dapat berperan sebagai isi. Di dalam filsafat kita sebagai orang yang mempelajari filsafat kita bebas untuk berfikir karena sifat dari filsafat itu adalah menterjemahkan dan diterjemahkan tentang teori ( referensi tesis / pendapat sendiri ) dan paktek ( pengalaman antithesis ) , dan satu kelemahan dari kebebasan berfikir yaitu dapat terkendala oleh referensi, sebab hidup berdasarkan dengan teori dan praktek. Sedangkan untuk aplikasi setelah kita mempelajari filsafat adalah meliputi yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini. Dan untuk manfaat dari pendidikan karakter itu sendiri adalah oleh siapa dan untuk siapa kita mempelajari filsafat.

Minggu, 12 Juni 2011

REFLEKSI KOMENTAR ELEGI FILSAFAT

Hidup di dunia ini kita sebagai manusia saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain. Begitu pula kita dengan ilmu juga berkaitan, sehingga manusia juga sangat membutuhkan ilmu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tetapi apabila kita telah mendapatkan ilmu, maka kita juga harus membagi ilmu yang telah kita dapatkan kepada orang lain sehingga apa yang kita dapatkan akan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Dalam mempelaJari ilmu juga ada pendekatan yang harus diperhatikan, maka sama halnya pula ada pendekatan dalam mempelajari filsafat, ada 3 pendekatan yaitu aksiologi, ontology dan epistemology.
Dalam filsafat mempunyai banyak makna dan arti, misalnya saja semua hal yang singkat di dalam filsafat adalah judul buku, contohnya arogan. Dalam mempelajari filsafat harus berfikir kritis, begitu pula dalam melakukan komentar dalam elegy yang ada kita juga berkomentar secara yang ikhlas dan juga yang berhubungan dengan elegy tidak menyimpang dari isi yang terkandung dalam elegy tersebut. Dalam berfilsafat juga harus berani mengambil resiko, sebagaimana ada dalam pikiranku yang terdapat dalam ruang dan waktu. Sedang dalam dunia dapat di rangkum menjadi satu yang disebut sebagai kritikal, untuk hidup kritikal adalah hidup yang sadar akan ruang dan waktu.
Matematika adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan angka, perhitungan, logika, dll. Misalnya pemjumlahan 2 + 3 = 5 itu berati netral dalam ruang dan waktu yang ada, sedangkan makna dari 2 ≠ 2 itu dapat dilekatkan dalam suatu waktu. Dalam filsafat matematika itu akan bernilai benar ketika ada di dalam pikiran atau ketika sedang dipikirkan, tetapi ketika sudah di ucapkan dan dituliskan akan salah. Itu semua akan dianggap benar apabila terkait dengan ruang dan waktu.
Di dalam elegy ontology dan epistemology terkandung makna diterangkan dan menerangkan etik dan estetika. Sedangkan makna politik pendidikan adalah orang yang berkecimpung dalam politik dan berkuasa parsial guru menjadi berpolitik universal. Sedangkan dalam filsafat orang yang sangat berbahaya adalah orang yang berfilsafat secara persial. Berfilsafat dapat dilakukan secara sendiri tetapi dalam berpolitik tidak dapat dilakukan secara sendiri.
Makna dari skeptis adalah tidak iya dan juga tidak bukan (skeptism), sedangkan prajektori (lintasan). Dalam matematika itu bersifat dinamik, jadi salam ini kita dalam belajar matematika hanyalah memikirkan matematika itu sendiri.

IMPLEMENTASI PIKIRAN, PENGALAMAN, PENDIDIKAN DI DALAM DUNIA

Kehidupan di dunia ini diwarnai berbagai macam permasalahan, persoalan, tinggal bagaimana kita sebagai manusia untuk mengatasi dan menyikapinya. Begitu pula juga dalam pendidikan pasti juga ada yang namanya permasalahan, baik dari dalam maupun dari luar, misalnya saja kondisi fisik sekolah, pendidik, metode yang digunakdan, dll. Kita ambil contoh misalnya dalam hantu kelas RSBI yang bernama Casablanca, itu pasti akan mengganggu proses belajar mengajar di dalam kelas, apalagi jika ada siswa yang dapat melihat bentuk dari hantu tersebut, tentunya akan menjadikan siswa tersebut panik, takut bahkan tidak mau lagi masuk dalam kelas tersebut.
Dalam dunia pendidikan pasti ada yang namanya guru, dosen, siswa, mahasiswa. Semua anggota itu saling tergantung satu sama lain, karena tanpa adanya keduanya proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Misalnya saja hanya ada guru tidak ada siswanya, maka siapa yang akan di ajar, begitu pula sebaliknya ada siswa tetapi tidak ada guru yang mengajar maka tidak akan dapat berjalan proses pembelajaran.
Dunia ini sangat perlu dibangun karena kondisi dunia ini sudah sangtalah tua, sebagai generasi muda seharusnya kita yang membangun dunia ini. Tetapi dalam filsafat untuk membangun dunia itu berada dalam pikiranku yang meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Begitu juga apabila kita mempelajari filsafat sedalam-dalamnya kita mempelajari filsafat itu juga akan ada dalam diriku sendiri.
Semua orang pasti pernah mempunyai pengalaman, baik itu pengalaman yang baik ataupun pengalaman yang jelek sekalipun. Tetapi suatu pengalaman itu dapat kita jadikan sebagai guru supaya kita dapat menjadi manusia yang lebih baik dari kemarin. Karena pengalaman dapat membuat kita menjadi lebih sabar, dewasa dalam menghadapi apa yang menimpa kita di dunia ini, dengan tidak lupa selalu berserah diri kepadaNya, karena semua cobaan yang Tuhan berikan